Korea Selatan Izinkan AI Generatif & Cloud untuk Sektor Keuangan


Ilustrasi Bank

Ilustrasi Bank

Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan (FSC) baru-baru ini mengumumkan langkah signifikan yang memungkinkan perusahaan keuangan memanfaatkan kecerdasan buatan generatif (generative AI) dan cloud computing untuk meningkatkan inovasi produk. Langkah ini dilakukan dengan catatan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut harus menerapkan langkah-langkah keamanan jaringan yang ketat untuk melindungi data dan informasi sensitif.

Sejak tahun 2013, lembaga keuangan di Korea Selatan telah diharuskan memisahkan jaringan internal mereka dari Internet sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan peretasan. Meskipun aturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan, ini juga menuai kritik karena dianggap mengurangi efisiensi kerja dan menghambat laju inovasi. Banyak pihak berpendapat bahwa aturan ini membuat lembaga keuangan kesulitan untuk bersaing dalam era digital yang semakin terhubung.

FSC mengakui bahwa kebijakan pemisahan jaringan ini telah berdampak negatif pada daya saing sektor keuangan Korea Selatan. Hal ini terutama terasa karena pasar perangkat lunak global dengan cepat beralih dari layanan on-premise tradisional ke model berbasis cloud computing, seperti Software as a Service (SaaS). Dalam konteks ini, ketertinggalan dalam adopsi teknologi baru seperti cloud computing dan kecerdasan buatan dapat menempatkan lembaga keuangan Korea Selatan pada posisi yang kurang menguntungkan di panggung global.

Selain itu, pengaruh kecerdasan buatan generatif yang semakin besar di berbagai industri telah mendorong FSC untuk mempertimbangkan kembali kebijakan mereka. Teknologi ini menawarkan potensi besar dalam menciptakan solusi inovatif dan personalisasi layanan, yang sangat penting dalam sektor keuangan yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, FSC merasa perlu untuk menyesuaikan regulasi agar memungkinkan lembaga keuangan Korea Selatan memanfaatkan teknologi ini tanpa mengorbankan keamanan.

Hingga saat ini, penggunaan AI dan cloud computing di sektor keuangan Korea Selatan sebagian besar terbatas pada operasi back-office, seperti pengelolaan data dan analisis risiko. Namun, di bawah pedoman baru yang dikeluarkan FSC, lembaga keuangan akan diizinkan untuk mengakses Internet dalam rangka memanfaatkan teknologi baru ini, asalkan mereka telah menerapkan dan memverifikasi langkah-langkah keamanan yang diisyaratkan oleh lembaga terkait, seperti Layanan Pengawas Keuangan.

Lebih lanjut, FSC juga akan mengizinkan penggunaan cloud computing untuk beberapa fungsi front-office yang penting, termasuk manajemen hubungan pelanggan (CRM). Dengan ini, lembaga keuangan dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka dan menawarkan layanan yang lebih responsif dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Kepala Komisi Jasa Keuangan, Kim Byoung-hwan, menyatakan bahwa peraturan mengenai pemisahan jaringan harus disesuaikan dengan perkembangan terbaru dalam teknologi informasi, termasuk adopsi cloud computing dan AI generatif. Menurutnya, perubahan ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing industri keuangan Korea Selatan, tetapi juga akan memperluas aksesibilitas layanan keuangan bagi konsumen.

Langkah untuk melonggarkan aturan pemisahan jaringan ini merupakan bentuk kompromi yang cermat antara kebutuhan akan keamanan dan dorongan untuk inovasi. Dengan memberikan lembaga keuangan di Korea Selatan kontrol selektif atas penggunaan layanan AI dan komputasi awan, regulator berharap dapat memfasilitasi pengembangan produk dan layanan baru yang lebih inovatif dan berorientasi pada pelanggan. Ini juga akan membantu perusahaan keuangan Korea Selatan untuk lebih efektif bersaing di pasar global yang semakin mengandalkan teknologi canggih.

Dampak dari perubahan kebijakan ini diharapkan cukup signifikan bagi sektor keuangan. Penggunaan AI dan cloud computing yang lebih luas dapat membuka peluang untuk menciptakan produk dan layanan baru yang menawarkan nilai tambah bagi pelanggan, serta memperkuat posisi perusahaan keuangan Korea Selatan di pasar global. Selain itu, langkah ini sejalan dengan tren global dalam adopsi teknologi komputasi yang semakin menjadi alat penting untuk menjaga keunggulan kompetitif dan memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang.

Dengan implementasi langkah-langkah keamanan yang tepat, lembaga keuangan di Korea Selatan diperkirakan dapat mulai memanfaatkan AI dan cloud computing untuk berbagai aplikasi penting pada akhir tahun ini. Perubahan ini tidak hanya menandai pergeseran dalam kebijakan teknologi informasi di sektor keuangan, tetapi juga menunjukkan komitmen FSC untuk mendukung inovasi sambil tetap menjaga keamanan dan stabilitas industri.


Bagikan artikel ini

Video Terkait