Kemenkominfo Berharap IoT Hadir dengan Harga Lebih Terjangkau
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 22 Des 2021 11.39 WIB
Harga mahal dan kerumitan menjalankan sistem disebut menjadi salah satu tantangan dalam implementasi solusi internet of things (IoT). Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berharap para pemangku kepentingan dapat menghadirkan solusi IoT dengan harga yang lebih terjangkau serta sederhana dalam pengoperasiannya.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Ismail menyampaikan bahwa untuk mendorong implementasi IoT di sejumlah perusahaan dan UMKM, pemangku kepentingan harus dapat menghadirkan produk IoT dengan harga terjangkau serta mudah untuk dioperasikan.
“Ini karena IoT dan big data tidak hanya menyasar perusahaan-perusahaan besar dan mapan, tetapi juga akan dibawa ke UMKM,” kata Ismail dalam keterangan resminya, melansir dari Bisnis.com, Rabu (22/12/2021).
Ismail juga menambahkan bahwa jika solusi IoT tidak dapat memberikan manfaat bagi UMKM, maka keuntungan yang dapat diperoleh Indonesia dari IoT pun tidak terlalu besar. Sementara perusahaan besar sendiri secara otomatis akan memilih teknologi untuk dapat menghadapi kompetisi, dan UMKM masih perlu adanya sentuhan teknologi.
Selain itu, Ismail pun mengatakan bahwa ketika para pemangku kepentingan ingin menggunakan solusi IoT, maka mereka akan mempertanyakan mengenai manfaat yang didapat, ongkos yang dikeluarkan, serta potensi yang akan terjadi. Jika ketiga hal tersebut dapat dijawab, maka penetrasi IoT di perusahaan akan semakin cepat.
Perangkat IoT, big data, serta kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan tiga perangkat yang dapat menghasilkan data berguna untuk mendukung perusahaan mengambil sebuah keputusan. Ketika perusahaan tersebut melakukan penetrasi pasar, maka ketiga solusi ini menjadi penghasil data untuk membantu langkah penetrasi tersebut.
“Ini adalah kunci agar terjadi loncatan besar yang menghasilkan efisiensi dan efektivitas dalam operasional perusahaan dan lembaga,” pungkas Ismail.