Jokowi Ingin Layanan Kesehatan Bisa Gunakan Teknologi AI
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 05 Mei 2021 11.52 WIB
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) inginkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bisa digunakan di segala bidang kehidupan, seperti sektor kesehatan, keuangan, bisnis, layanan masyarakat, pendidikan, dan lainnya.
Jokowi juga menuturkan bahwa jajarannya harus bisa mengantisipasi penggunaan teknologi mutakhir pada sektor kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Menurutnya, konsep healthtech akan semakin berkembang. Jokowi pun ingin pemanfaatan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mendiagnosis, pengobatan, hingga operasi.
“Kita juga harus mengantisipasi teknologi di dunia kesehatan, ini juga hati-hati di dunia kesehatan, healthtech akan berkembang pesatnya lebih dari sekadar pemeriksaan atau konsultasi jarak jauh,” kata Jokowi dalam pembukaan Musrenbangnas 2021 Kementerian Bappenas, Selasa (4/5/2021).
Jokowi kemudian menambahkan bahwa pemanfaatan AI untuk diagnosis, pengobatan, obat tepat sasaran hingga tindakan operasi jarak jauh segera dilakukan di seluruh layanan kesehatan yang ada di Indonesia.
Selain itu, Jokowi juga mengingatkan bahwa perencanaan pembangunan harus memperhatikan penggunaan IPTEK, kecepatan, ketepatan, serta efisiensi. Menurutnya, hal tersebut penting untuk diperhatikan agar Indonesia bisa bersaing dengan ranah global serta memperoleh manfaat maksimal dari pengembangan teknologi.
“Menghadapi kompetisi dunia yang semakin ketat, maka kecepatan, ketepatan, dan efisiensi adalah pondasi penting untuk kita bisa bersaing. Para perencana harus mempertimbangkan betul perkembangan IPTEK, dan kita juga harus jadi bagian produsen teknologi itu sendiri dan memperoleh manfaat maksimal,” tutur Jokowi.
Pada perkembangan teknologi yang sangat cepat berkaitan dengan konektivitas 5G yang akan segera dimulai, Jokowi tidak ingin Indonesia hanya menjadi pengguna saja. Jokowi menginginkan Indonesia dapat menjadi bagian dari produsen teknologi yang handal dan mampu bersaing di ranah global.
Perkembangan teknologi pun disebutkan Jokowi harus diarahkan ke sektor kewirausahaan. Tindakan ini agar perkembangan teknologi tidak hanya mengakselerasi pembangunan, melainkan juga membuka lapangan kerja baru.
“Pada pengembangan teknologi yang sangat cepat, apalagi dengan dimulainya konektivitas digital 5G, kita jangan hanya jadi pengguna. Kita jangan hanya menjadi smart digital user, tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, para teknolog handal yang mampu bersaing, kompetitif, dan harus mengembangkan smart digital preneur yang mengembangkan kewirausahaan dan lapangan kerja dalam negeri,” jelas Jokowi.
Sementara di sektor keuangan, Jokowi telah melihat pemanfaatan teknologi yang cukup pesat. Hal ini tampak dari menjamurkan financial technology (fintech) yang mampu mengoperasikan bisnisnya secara efisien. Jokowi pun berpesan agar hal ini dapat diantisipasi.