Integrasi AI dan Keterampilan Tenaga Kerja dalam Era Digital
- Rita Puspita Sari
- •
- 13 Mar 2024 14.02 WIB
Pelaku usaha di era modern ini tidak dapat lagi mengabaikan kehadiran teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam operasional bisnis mereka. Transformasi digital telah menghadirkan perubahan signifikan dalam pengelolaan tenaga kerja, dari level entry hingga posisi C-level. Model AI generatif, yang menggabungkan kreativitas manusia dengan efisiensi mesin, menjadi salah satu teknologi yang banyak diadopsi, memungkinkan para profesional untuk lebih fokus pada pekerjaan strategis dan inovatif.
Penerapan teknologi AI generatif telah membantu mempermudah tugas-tugas seperti pembuatan konten pemasaran dan coding, serta mendorong terobosan-terobosan baru dalam berbagai industri. Namun, kesiapan dalam memanfaatkan teknologi ini masih bervariasi di berbagai organisasi.
Menurut World Economic Forum 2023, hingga 44% tenaga kerja di berbagai sektor membutuhkan pelatihan keterampilan ulang untuk menghadapi dampak AI dan otomasi yang meluas. Hasil studi dari IBM Institute Business Value (IBV) menunjukkan bahwa 74% CEO percaya bahwa tim mereka memiliki keterampilan AI generatif yang memadai, namun hanya 29% dari pimpinan tingkat C yang berbagi optimisme yang sama. Disonansi antara persepsi ini menggambarkan potensi ketidakselarasan dan penundaan dalam strategi perubahan yang dibutuhkan dalam adopsi teknologi AI. Pentingnya memiliki visi yang terpadu dalam integrasi AI semakin ditekankan oleh kenyataan bahwa dampak AI generatif tidak terbatas pada tingkatan tertentu, dengan 77% peran entry level diharapkan untuk berkembang hingga 2025.
Dampak AI generatif tidak hanya dirasakan di level entry, tetapi juga hingga ke posisi eksekutif senior. Lebih dari 25% posisi eksekutif senior diharapkan untuk berkembang hingga 2025. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang berkelanjutan bagi sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan yang mengintegrasikan AI menjadi esensial. Peluang untuk terus memperbarui pengetahuan tentang AI, mulai dari workshop hingga kursus digital, sangat penting untuk tetap relevan dalam evolusi teknologi.
Sebagai contoh, program pelatihan daring seperti IBM SkillBuild menawarkan pelatihan gratis tentang AI yang mencakup berbagai topik, mulai dari pemrosesan bahasa alami hingga machine learning dan etika AI. Semua pelatihan ini didasarkan pada kerangka kerja AI yang etis, dengan fokus pada pengenalan bias data dan transparansi proses, untuk memastikan bahwa penggunaan AI memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perusahaan.
Namun, untuk mencapai kesuksesan dalam integrasi AI, penting untuk mencapai kesamaan persepsi di semua level manajemen, terutama di level pimpinan. Hal ini membutuhkan penyelarasan visi strategis dan komitmen untuk menerapkan teknologi AI secara etis dan bertanggung jawab. Keselarasan ini merupakan landasan bagi organisasi untuk menjadi lebih tangguh dan adaptif, serta memaksimalkan potensi AI.
Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Era AI
Meskipun integrasi AI menawarkan banyak manfaat, namun juga menyajikan tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kebutuhan akan pembaruan keterampilan tenaga kerja. Sebagian besar tenaga kerja membutuhkan pelatihan ulang untuk menghadapi perubahan dalam lingkungan kerja yang semakin terotomatisasi.
Komitmen dari pimpinan perusahaan sangat diperlukan dalam memastikan bahwa semua departemen dan level dalam organisasi siap mengadopsi teknologi AI. Ini termasuk investasi dalam pelatihan karyawan, baik melalui program internal maupun eksternal seperti program yang ditawarkan oleh IBM SkillBuild.
Tantangan lainnya adalah dalam memastikan bahwa penggunaan AI dilakukan secara etis dan bertanggung jawab. Dalam upaya untuk memaksimalkan potensi AI, perusahaan harus memperhatikan aspek-aspek seperti pengenalan bias dalam data dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab departemen IT, tetapi harus menjadi perhatian utama dari seluruh organisasi.
Namun, di balik tantangan-tantangan ini, terdapat pula peluang besar bagi perusahaan yang mampu mengintegrasikan AI dengan baik. Penggunaan teknologi AI dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat inovasi produk dan layanan, serta menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Perusahaan yang mampu memanfaatkan peluang ini dengan baik dapat mencapai keunggulan kompetitif yang signifikan di pasar.
Integrasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam bisnis merupakan langkah yang tak terhindarkan di era digital ini. Namun, untuk mencapai kesuksesan dalam mengadopsi AI, perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup di semua tingkatan organisasi. Ini melibatkan investasi dalam pelatihan karyawan, serta komitmen dari pimpinan perusahaan untuk menerapkan teknologi AI secara etis dan bertanggung jawab.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada, perusahaan dapat memaksimalkan potensi AI untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat inovasi, dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan demikian, integrasi AI bukan hanya merupakan kebutuhan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mencapai keunggulan kompetitif di pasar yang semakin kompetitif dan terhubung secara digital.