Google Memperkuat Keamanan Siber dengan Teknologi AI
- Rita Puspita Sari
- •
- 08 Mei 2024 07.25 WIB
Google, perusahaan teknologi raksasa, telah mengumumkan langkah baru yang melibatkan penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam upayanya meningkatkan keamanan siber. Melalui integrasi produk-produk dari Mandiant, unit keamanan siber Google, dan VirusTotal, sebuah platform threat intelligence, Google Thread Intelligence memperkenalkan model AI Gemini yang menjanjikan untuk mempermudah analisis dan penanganan ancaman keamanan siber.
Gemini 1.5 Pro, model large language (LLM) terbaru yang digunakan dalam produk ini, diklaim dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan reverse engineering terhadap serangan malware yang kompleks. Sebagai contoh, Google menyatakan bahwa model ini hanya memerlukan waktu 34 detik untuk menganalisis kode WannaCry, ransomware terkenal yang menyerang berbagai perusahaan dan rumah sakit di seluruh dunia pada tahun 2017. Gemini 1.5 Pro juga memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi "kill switch" yang penting dalam ransomware tersebut.
Selain kemampuan dalam reverse engineering, Gemini 1.5 Pro juga mampu merangkum laporan ancaman keamanan dari Threat Intelligence ke dalam bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih cepat dan efektif menganalisis potensi dampak serangan tersebut terhadap operasi mereka.
Google juga menekankan bahwa Threat Intelligence memiliki jaringan informasi yang luas untuk memantau potensi serangan sebelum serangan itu benar-benar terjadi. Dengan demikian, pengguna dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai keamanan siber dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diprioritaskan.
Mandiant, yang merupakan perusahaan keamanan siber yang diakuisisi oleh Google pada tahun sebelumnya, memainkan peran penting dalam inisiatif ini. Mereka menyediakan ahli-ahli yang memantau potensi serangan dari kelompok-kelompok hacker tertentu dan juga konsultan yang bekerja sama dengan perusahaan untuk menghalau serangan-serangan tersebut, sebagaimana dikutip dari The Verge.
Perusahaan-perusahaan keamanan siber, seperti Mandiant, memiliki rekam jejak yang kuat dalam mengatasi serangan-serangan besar. Sebagai contoh, Mandiant terlibat dalam mengungkap serangan siber SolarWind yang menargetkan sejumlah badan federal pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2020. Kehadiran Mandiant dalam kolaborasi ini memberikan tambahan kepercayaan bahwa upaya keamanan siber Google didukung oleh para ahli yang berpengalaman.
Tidak hanya fokus pada deteksi dan penanganan serangan, Google juga telah merencanakan penggunaan ahli-ahli dari Mandiant untuk mengevaluasi dan mencari celah keamanan di berbagai proyek AI yang mereka miliki. Melalui Secure AI Framework yang dimiliki oleh Google, Mandiant akan melakukan pengujian terhadap keamanan model-model AI dan memberikan masukan yang berharga kepada tim pengembang.
Langkah Google ini mencerminkan keseriusan mereka dalam memperkuat infrastruktur keamanan mereka dengan teknologi AI terkini. Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dengan analisis yang mendalam terhadap ancaman-ancaman keamanan, Google berharap dapat memberikan lingkungan yang lebih aman bagi pengguna dan perusahaan yang mengandalkan layanan dan produk mereka.
Kedepannya, dapat diharapkan bahwa inovasi-inovasi seperti ini akan terus berkembang, memberikan solusi yang lebih efektif dan proaktif dalam menghadapi tantangan-tantangan keamanan siber yang semakin kompleks.