BPPT Manfaatkan AI untuk Temukan Senyawa Kandidat Obat COVID-19
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 25 Jun 2021 16.21 WIB
Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19) akan memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menemukan senyawa yang memiliki potensi sebagai obat COVID-19. AI akan digunakan untuk bisa memperoleh data senyawa yang memiliki potensi untuk menghambat COVID-19.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sendiri telah memiliki basis data sebesar 2.600 tanaman obat Indonesia untuk pencarian ini. Data tersebut meliputi nama tanaman, lokasi asal, gambar, serta manfaat empirik.
Menurut Kepala BPPT, Hammam Riza, data tanaman obat ini akan digunakan untuk menelusuri kandungan senyawa atau data fitokimia dari berbagai referensi. Setelah itu, akan ada tahap seleksi dan studi in silico (docking) terhadap protein tertentu dari COVID-19.
“Tahap awal docking ini dilakukan pada sekitar 25.00 senyawa dalam tanaman,” ujar Hammam dalam keterangannya, melansir dari ANTARA, Kamis (24/6/2021).
Melalui machine learning dan AI yang dibuat, maka data senyawa yang memiliki potensi menghambat COVID-19 bisa diperoleh dan dikumpulkan. Machine learning ini sendiri dibuat dari himpunan data (dataset) dari senyawa-senyawa yang positif sebagai COVID-19 dan sudah dikenal.
Dataset tersebut berperan sebagai data latih untuk pembuatan machine learning atau AI dalam melakukan prediksi senyawa yang memiliki potensi untuk menjadi obat anti COVID-19.
“Jadi, dataset senyawa tanaman nasional akan dimasukkan ke machine learning, sehingga bisa didapatkan nama tanaman yang berpotensi sebagai anti COVID-19, setelah itu akan kami konfirmasi dengan uji assay in vitro dan analisis kimia,” tutur Hammam.
Maka semakin banyak dataset yang disamukkan, data latih semakin banyak sehingga baik untuk machine learning bisa berkembang. Selain tanaman, prediksi potensi senyawa aktif juga akan dilakukan pada bahan lain seperti biota laut, mikroba, dan sebagainya.
BPPT sendiri memiliki koleksi mikroba asli Indonesia, sekitar 25.000 isolat mikroba. Memanfaatkan teknologi AI, diharapkan proses identifikasi mikroba serta penemuan senyawa kandidat obat dari mikroba bisa lebih efisien dan dapat ditingkatkan pula agar senyawa kandidat obat COVID-19 bisa segera ditemukan.