Apple Diminta Kembangkan AI agar Bisa Jual iPhone 16 di Indonesia
- Pabila Syaftahan
- •
- 9 jam yang lalu
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengusulkan agar Apple memperluas investasi mereka di Indonesia dengan fokus pada pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebagai salah satu syarat untuk memasarkan iPhone 16 di Tanah Air. Hal ini mencerminkan ambisi pemerintah untuk meningkatkan kemampuan industri lokal dan mendukung implementasi teknologi Industri 4.0.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, menjelaskan bahwa Menperin Agus tidak hanya menginginkan Apple berinvestasi melalui pendirian Apple Academy seperti sebelumnya, tetapi juga menginginkan kontribusi yang lebih signifikan dalam bentuk penelitian dan pengembangan (research and development/RnD). "Pak Menteri ingin Apple tidak hanya fokus pada Apple Academy, tetapi juga membangun RnD, khususnya terkait teknologi industri 4.0 dan kecerdasan buatan yang menjadi keunggulan Apple," ujar Febri saat ditemui di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Kamis (21/11).
Saat ini, penjualan iPhone 16 di Indonesia masih terhambat oleh belum terpenuhinya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), salah satu syarat wajib yang diberlakukan pemerintah untuk perangkat elektronik impor. Untuk mengatasi kendala ini, Apple mengajukan proposal investasi baru dengan nilai sebesar USD 100 juta atau sekitar Rp 1,59 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.930 per USD).
Proposal Investasi Baru
Proposal baru tersebut diterima oleh Kementerian Perindustrian pada 19 November 2024. Dalam dokumen itu, Apple berkomitmen untuk melanjutkan program pelatihan Apple Academy di sejumlah kota seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya. Apple Academy sendiri sebelumnya telah hadir di Jakarta, Surabaya, dan Batam sebagai bagian dari investasi lama perusahaan.
Namun, dalam proposal kali ini, Apple tidak hanya menawarkan kelanjutan pelatihan di Apple Academy, tetapi juga menyertakan rencana pembangunan pabrik aksesori. Pabrik ini direncanakan mulai beroperasi pada Juli 2025 dan akan memproduksi komponen busa untuk AirPods Max.
Menurut Febri, meskipun keberadaan Apple Academy memberikan manfaat signifikan bagi pengembangan talenta lokal di bidang teknologi, pemerintah menginginkan dampak yang lebih besar. "Kita menawarkan Apple untuk memperluas investasi ke RnD, terutama dalam teknologi AI dan industri 4.0. Hal ini akan sangat strategis bagi Indonesia dalam memajukan ekosistem teknologi nasional," tegasnya.
Mendorong Teknologi dan Inovasi
Peningkatan investasi dalam RnD diharapkan tidak hanya membantu Apple memenuhi syarat TKDN, tetapi juga mempercepat transformasi digital di Indonesia. Dengan pengalaman Apple dalam mengembangkan teknologi berbasis AI, kehadiran pusat RnD dapat menciptakan peluang kolaborasi dengan talenta lokal dan mendorong inovasi di sektor teknologi.
Sebelumnya, investasi Apple di Indonesia lebih banyak berfokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan di Apple Academy. Meski demikian, tantangan pemenuhan TKDN tetap menjadi hambatan bagi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini. Dalam hal ini, usulan pemerintah agar Apple mengembangkan pusat RnD dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk memperkuat kolaborasi antara Apple dan industri lokal.
Dengan nilai investasi sebesar USD 100 juta, proposal baru Apple menjadi langkah signifikan dalam upaya memenuhi syarat TKDN. Jika disetujui, rencana ini diharapkan dapat membuka jalan bagi penjualan iPhone 16 di Indonesia. Namun, keberhasilan rencana ini sangat bergantung pada implementasi komitmen Apple dalam mendirikan pusat pelatihan, RnD, dan pabrik aksesori.
Dalam konteks yang lebih luas, langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat teknologi di Asia Tenggara. Dengan menggandeng perusahaan multinasional seperti Apple, pemerintah berharap dapat mendorong pertumbuhan industri teknologi nasional, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan daya saing Indonesia di era digital.
Ke depannya, diharapkan kerja sama antara Apple dan pemerintah Indonesia tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem teknologi global. Dengan fokus pada AI dan inovasi, kolaborasi ini berpotensi menghasilkan dampak positif yang berkelanjutan bagi kedua belah pihak.