Blockchain dan AI: Menuju Ekosistem Terdesentralisasi


Blockchain

Ilustrasi Blockchain

Industri Artificial Intelligence (AI) telah lama menjadi pandangan futuristik bagi manusia, baik dalam film, kartun, maupun kehidupan nyata. Kini, dalam lima tahun terakhir, AI telah menjadi topik terhangat di dunia, kedua setelah pandemi Covid-19, dengan banyak orang terpesona oleh pertumbuhan pesat industri ini dan berbagai cara penggunaannya. Diperkirakan, industri AI yang saat ini bernilai $184 miliar akan tumbuh menjadi hampir $900 miliar pada tahun 2030, menurut Statista.

AI semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, mempengaruhi cara kita berpikir, berinteraksi, dan melakukan berbagai aktivitas, baik yang sederhana maupun kompleks. Bahkan, kita mungkin akan lebih terhubung dengan AI daripada internet saat ini. Namun, sebagian besar sistem dan model AI yang kuat saat ini dikendalikan oleh perusahaan besar seperti OpenAI, IBM Watson, Google AI, dan Amazon Machine Learning. Mereka memiliki pusat data besar untuk melatih, membangun, dan menjual model-model ini kepada pengguna. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat mengenai dominasi teknologi oleh beberapa perusahaan besar.

Ketakutan ini mirip dengan kekhawatiran yang dirasakan Satoshi Nakamoto terhadap lembaga keuangan terpusat pasca krisis keuangan global 2008, yang mendorongnya menciptakan Bitcoin. AI membutuhkan solusi serupa untuk mengurangi dominasi mega-korporasi, seperti yang disampaikan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates, dalam blognya pada tahun 2023, bahwa AI adalah "kemajuan teknologi terpenting dalam beberapa dekade terakhir."

Masalah Sentralisasi dalam Industri AI

Teknologi AI diprediksi akan menjadi bagian dari kehidupan hampir semua orang di Bumi, membantu kita menyelesaikan berbagai tugas. Misalnya, pertumbuhan Artificial General Intelligence (AGI) dapat digunakan untuk menciptakan "sekretaris AI" yang dapat mengatur kalender, membayar tagihan bulanan, membuat jadwal diet mingguan, atau menyusun daftar putar musik. Namun, data yang digunakan untuk tugas-tugas ini sangat pribadi dan penting bagi banyak orang. Apakah kita ingin membagikan data pribadi kita kepada perusahaan besar yang seringkali hanya mementingkan keuntungan?

Lebih mengkhawatirkan lagi, AI sedang dilatih untuk pekerjaan yang sangat manusiawi seperti terapis dan pelatih, di mana jutaan orang akan berbagi pikiran, keinginan, ketakutan, dan pengakuan terdalam mereka. Kepercayaan terhadap perusahaan teknologi besar untuk menjaga kerahasiaan informasi semacam ini menjadi isu serius, terutama dengan meningkatnya penggunaan ChatGPT untuk mencari jawaban atas pertanyaan pribadi yang mendalam.

Ini adalah hambatan utama dari sistem dan model AI saat ini sentralisasi teknologi AI, monopolisasi data, dan kekhawatiran privasi pengguna. Oleh karena itu, beberapa pengembang di seluruh dunia sedang bekerja untuk menciptakan solusi AI yang berkelanjutan tanpa pengawasan ketat dari perusahaan teknologi besar.

Blockchain: Solusi untuk Desentralisasi AI

Teknologi blockchain, yang dikenal karena desentralisasi dan perlindungan privasinya, kini diintegrasikan dengan AI untuk memastikan pengguna dapat menikmati manfaat teknologi tanpa intervensi perusahaan besar. Blockchain telah digunakan secara luas untuk mengatasi dampak sentralisasi di berbagai industri, dari supply chain hingga perawatan kesehatan, dan sekarang mulai merambah ke dunia AI.

Menggabungkan AI dan blockchain dapat menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem AI yang bebas, terbuka, dan terdesentralisasi. Teknologi ini bertujuan untuk mendemokratisasi akses ke sumber daya AI, termasuk data, model, dan daya komputasi. Ini penting untuk mengurangi struktur oligopoli dalam AI yang membatasi jumlah entitas di ruang ini karena kompleksitas komputasi dan biaya besar dari set data yang dibutuhkan untuk melatih model AI.

NeurochainAI, misalnya, mengusulkan solusi inovatif untuk tantangan sistem AI terpusat melalui Infrastruktur AI Terdesentralisasi Sebagai Layanan (DeAIAS). NeurochainAI bertujuan untuk mengatasi hambatan sentralisasi dan monopoli dengan mendorong kerja sama dan koordinasi di antara berbagai pemangku kepentingan AI.

Manfaat Desentralisasi AI

Desentralisasi AI membawa beberapa manfaat bagi pengembang dan masyarakat umum:

  1. Pengurangan biaya: Dengan memanfaatkan komunitas global pengguna untuk berbagi sumber daya seperti daya komputasi, biaya dapat dikurangi secara signifikan.
  2. Infrastruktur siap pakai: Platform seperti NeurochainAI menyediakan infrastruktur siap pakai, membantu pengembang mengembangkan dApps AI lebih cepat dan lebih hemat biaya.
  3. Insentivisasi: Platform AI terdesentralisasi memberi penghargaan kepada komunitas untuk kontribusi sumber daya mereka, mendorong ekosistem kolaboratif.
  4. Privasi dan keamanan data: Blockchain memungkinkan pengguna menjadi penjaga data mereka sendiri, memilih data apa yang akan digunakan untuk melatih model AI.
  5. Partisipasi komunitas: Desentralisasi memungkinkan partisipasi aktif dari komunitas dalam proses pelatihan AI, memperkaya model dengan masukan dunia nyata yang beragam.

Masa depan AI terdesentralisasi menjanjikan untuk memberikan tantangan bagi perusahaan teknologi besar, mengatasi sifat monopoli AI, kompleksitas komputasi, dan kekhawatiran privasi data bagi pengguna. Dengan platform seperti NeurochainAI, kita mungkin melihat perubahan signifikan dalam cara AI dikembangkan dan digunakan di masa depan.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait